teman seperjalanan.

Tridaffa Rizky Nugroho
6 min readSep 7, 2023

--

Pada akhir agustus 2023. dimasa liburan semester genap telah usai, aku, Daffa. memutuskan untuk kembali ke kota perantauan, tempat aku menimba ilmu dan pengalaman. tasikmalaya. kota yang mungkin jarang terjamah oleh orang-orang di ibukota, dan selalu berkata;

“Hah dimana sih itu? di jawa tengah ya?”

Kadang selalu begitu ketika beberapa orang menanyakan kepadaku, dimana tempatku berlabuh.

Suatu pagi, ketika kereta api serayu yang akan berangkat pukul 9.50 pagi melalui stasiun bekasi, aku bangun dari tempat tidur dan dengan raut wajah tergesa-gesa & panik karena belum packing pakaian. dan akupun harus berangkat secepat mungkin dari rumah, untuk tidak ketinggalan kereta lagi. Ya, aku punya pengalaman tertinggal kereta waktu ingin menaiki sebuah gunung di jawa timur. aku tak ingin kejadian itu terulang kembali.

Lalu sampailah aku di stasiun, mencium tangan ayahku yang baru saja mengantarkanku, dan berpamitan untuk meminta doanya agar selalu dilancarkan setiap urusannya.

Photo by Lintang Tanto on Unsplash

Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, keretaku pun datang. di gerbong paling ujung, dengan nomor tempat duduk 18E disamping kaca. aku pun akhirnya terlega karena akhirnya tidak terlambat lagi. setelah merapihkan koper dan tas, aku pun duduk dengan sabarnya. karena kereta serayu tidak mendapatkan penggantian kursi baru, jadi selama perjalananku, aku harus duduk dengan posisi tegak seperti hansip yang baru saja lulus dari pelatihan.

Dikala perjalananku, duduk selama 7 jam hingga sampai pada tujuan merupakan hal yang sangat lama bagiku. dengan begitu, akupun memutuskan untuk menonton sebuah series yang lumayan terkenal di netflix.

Hingga pada suatu stasiun pemberhentian, terdapat sesosok gadis yang ternyata mengisi bangku didepanku. sontak diriku terpana dengan hal yang dia bawa, jika kurasa, dia sama sepertiku, yaitu balik ke kota perantauan. terlihat dirinya kesusahan untuk menaruh koper dibagian atas, akupun turut membantunya untuk menaruh koper tersebut. sontak kata “terima kasih ya” terucap dari diri seorang gadis tersebut. dan mulailah dia duduk berhadapan denganku.

Rambutnya cukup panjang dengan bando, memakai kacamata, dan menggunakan tshirt berwarna putih yang dilapisi oleh flanel, serta celana jeans. Pada awalnya kukira hanya sampai disitu saja, sampai pada akhirnya dia membuka obrolan dengan berkata;

“Mau kemana kak?”

Sontak ketika aku merasa terpanggil, aku tidak terlalu mendengar ucapannya karena aku sedang menggunakan headsetku. dan lalu aku berkata, “Maaf kak, Bagaimana?” ucap aku yang meminta ulang ucapannya.

“Iyaa, kakaknya ingin kemana?” menanyakan aku dengan lemah lembutnya.

“Oohhh, aku ingin ke tasik kak” jawab aku.

“Oalahh, kalo aku ingin ke purwokerto. kamu pulang kampung apa gimana?” dirinya menanyakanku seraya penasaran.

“Oh engga kak, aku kuliah.”

“Wah sama dong. kamu kuliah dimana?” dia menjawab dengan sedikit excited.

“Aku di U** kak, kalo kakaknya?” aku menjawab sekaligus menanyakan balik.

“Oalah aku sih di U*S**D kak.” jawab dia.

Long story short, kami mengobrol kecil tentang perkuliahan disituasi itu. hingga pada akhirnya waktu menunjukan pukul 12.35, dan akupun sudah mulai agak lapar. dan aku berkata kepadanya;

“Oiya, aku pengen ke kereta makan dulu ya kak” ucap aku ketika perutku sudah mulai keroncongan.

“EHHH aku mau ikut! aku juga laper!” dia berkata dengan nada sedikit tinggi dan excited.

Ekspresiku sedikit agak kaget ketika dia berucap seperti itu. dan akhirnya kami berduapun berjalan menunju gerbong kereta makan.
Di gerbong makan, kami sama-sama memesan mie instan cup dengan minum air mineral yang ada manis-manisnya.
Dikala ketika memesan, dia bertanya;

“Mending yang goreng apa yang rebus?” tanya dia.

“Kalo aku sih goreng, kamu?” jawab aku.

“Aku rebus deh. Mba, aku rebus yaaa!” dia memberitahu pramusaji di gerbong makan tersebut.

Setelah itu kami duduk berhadap-hadapan lagi sambil menunggu pesanan kami datang. disana kami berdua sudah selayaknya seperti teman yang sudah kenal hampir 10 tahun lebih. jokes-jokes garing yang aku keluarkan, dan ekspresi lucu yang dia paparkan terhadapku sudah menjadi kebiasaan kami ketika kami ngobrol kala itu.

“Eh kamu pasti punya instagram kan, follow ig aku dong!” dia menyodorkan handphonenya dengan senangnya.

Aku yang berlagak jual mahal menjawab.

“Hah? buat apaaa?”

“Yaaa mutualann donggg” ekspresi dia sedikit cemberut

“Oh yaudah iyaa boleeehh” sambil aku menuliskan username instagramku di handphone-nya.

Sedikit kuberkata kepadanya;

“Hei dari tadi kita ngobrol, kita belum kenalan loh. jadi nama kamu tuh anindiya?” sambil aku melihat profil instagramnya.

“Yap betul! tapi panggil aku anin aja. btw, kalau nama kamu siapa?”

“Aku daffa! nice to meet you, anin!”

“Nice to meet you too, daf!”

Setelah itu aku memberikan handphone-nya kembali. dan dengan obrolan barunya dia membahas isi highlight instagram storyku yang terpampang jelas di profil instagramku;

“Eh kamu suka nonton konser? terakhir nonton konser apa kemarin?” tanya anin.

“Akuu kemarin baru aja nonton synchronize fest. emangnya kamu suka nonton konser juga?” jawab aku

“Wah. aku mestinya juga nonton itu kemarin! tapi akhirnya aku gajadi nonton” jawab dia dengan ekspresi sedikit kecewa.

“Loh kenapa?” tanyaku.

“Iya jadinya tuh sebenernya aku udah beli tiketnya sama pacarku waktu itu. tapi gajadi karena h-4 synchro itu aku putus dengan pacarku.” jawab Anin dengan cemberut.

“Loh trus akhirnya gimana, tiketnya dijual dong?” tanyaku dengan bingung.

“Engga lah! yaudah biarin aja hangus.” Anin menjawab dengan nada sedikit kesal.

“Yah sayang banget. padahal bisa tuh dijual haha” jawabku dengan nada seolah menghibur.

“Iya ya, kok ngga kepikiran sih!?”

“Lah kamu lagian udah keburu emosi tuh haha” jawabku mencoba mencairkan suasana.

“Ah tapi sudahlah. udah lewat juga. hmm, eh mau nanya sedikit. dari tadi kamu aku liatin pake headset, suka band siapa?” tanya Anin.

“Oh, band apa dulu nih, luar apa indo?”

“Luar sama indo deh”

“Aku suka sih band yang problematik itu. bisa tebak gak siapa?” jawabku sambil menyuruh Anin menebak.

“Ih siapa ya? bentar-bentar. lemme guess.” sambil berpikir, dirinya terlihat cantik ketika kebingungan.

“AH AKU TIDAK TAHU. SIAPA SIH?!?” jawab Anin dengan penuh ketidaksabaran

“Yah masa gitu aja nyerah.” jawabku dengan sedikit meledek.

“YAUDA ISH SIAPAAA!?! 😠😠😠” jawab Anin dengan mata melotot kearahku seakan-akan agak sedikit marah

“Weh kalem-kalem haha, iya-iya aku kasih tau. band nya tuh The 1975 itu loh”

“OHHH BAND ITUUU! ISH aku gasuka sama band itu, bener kata kamu. problematik.” jawab Anin.

“Kan dibilang. kalo kamu sukanya apa?” tanyaku.

“Hmm tebak dong!” Anin menjawab dengan bertanya balik kepadaku.

“Lah gimana mo jawab kalo gaada clue nya, gimana seh😒” jawabku dengan heran.

“Oiya, gini-gini. clue nya, penyanyi solo sih, cewek. penampilannya selalu keren banget deh ini cewe”

“Ah gampang ini mah. Taylor Swift, kan?” jawabku dengan santainya.

“LOH?!?! KOK BISA TAU SIH?!? 🤯” terkaget dia.

“Yah gampang banget cluenya. keknya hampir semua orang punya pendapat yang sama terhadap dia deh, kalo misalnya dia emang keren banget.”

Setelah berdiskusi lama di kereta makan, tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 16.35. Yang dimana 15 menit lagi aku tiba di stasiun tujuanku. aku pun bilang ke Anin;

“Eh udah 16.35. Di Jadwal sih aku sampai jam 16.50. Aku mau prepare turunin koper dan tas di gerbong penumpang. Kamu masih mau disini atau balik ke gerbong penumpang?” tanyaku kepada Anin.

“Kamu duluan aja. Aku masih mau disini” jawab Anin.

“Oyaudah oke”

Bergegaslah aku ke gerbong penumpang untuk menurunkan koper dan tas yang aku taruh diatas tempat duduk kereta. Setelah hampir 5 menit lagi sampai ketujuanku, aku beranjak dari kursi untuk berjalan menuju pintu keluar kereta. Dan anehnya, ada Anin disana!.

“Lah kamu kok disini, ngapain?” aku bertanya dengan heran.

“Gapapa pengen disini aja. Liatin kamu turun nanti.” jawab Anin.

“Ish aneh banget haha” jawab aku.

Secara tiba-tiba matanya melirik kearahku dari atas kepala hingga bawah kaki dan berkata;

“Hati-hati ya! Goodluck kuliahnya!”

Dengan bingungnya aku dan agak sedikit gugup untuk meiliriknya kembali, aku berkata;

“I..i..iya, kamu juga ya!” jawab aku penuh keraguan.

Dan akhirnya aku turun dengan menggandeng koper dan memanggul tas ranselku. Sambil menengok belakang, aku melihat dirinya dan dia mengayunkan tangannya seraya perpisahan.

END.

(Semua cerita ini hanyalah fiksi semata. mohon maaf jikalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tak ada unsur kesengajaan.)

--

--

Tridaffa Rizky Nugroho
Tridaffa Rizky Nugroho

Written by Tridaffa Rizky Nugroho

0 Followers

tempat buat cerita isi otak aja

No responses yet